Pada dasarnya bangunan ekonomi islam dapat tergambarkan
secara jelas dengan gambar di bawah ini:
Bangunan ekonomi islam didasarkan atas lima nilai universal
yaitu: tauhid, ‘adl, nubuwwah, khilafah, dan ma’ad. Kelima nilai inilah yang
menjadi rancang bangun system ekonomi islam. Dengan nilai-nilai ini diharapkan
untuk pejuang ekonomi islam menerapkannya menjadi system-sistem kongkrit agar
tidak menjadi hegemoni akademik belaka.
Cikal bakal system yang tumbuh dari kelima nilai universal
itu adalah multiple ownership, freedom of act, dan social justice. Di atas
semua nilai dan prinsip adalah akhlak. Akhlak menempati posisi puncak agar
manusia senantiasa menjadikannya sebagai tujuan islam di muka bumi dan sebagai
bentuk dakwah itu sendiri. Akhlak inilah yang kemudian mendorong terciptanya
praktek ekonomi yang sesuai dengan syariat islam.
Nilai Universal
- Tauhid
Fondasi ajaran islam adalah tauhid. Isi tauhid itu sendiri jelas terpampang pada
dua kalimat syahadat yang menyatakan bahwa: “tiada tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah”. Dengan tauhid yang benar, pelaku ekonomi
menjadikan landasan ketauhidan dalam setiap aktivitasnya. Dengan tauhid yang
benar pula, pelaku ekonomi melakukan aktivitas ekonomi dengan senantiasa
mengingat bahwa pertanggungjawaban yang hakiki adalah pertanggungjawaban
akhirat. Dengan pondasi yang kokoh ini, diharapkan agar setiap pelaku ekonomi
dapat memahami dan melaksanakan islam secara benar, lalu meyakini bahwa ekonomi
islam tidak terlepas dari islam itu sendiri.
- ‘Adl
- Riil-moneter;
- Risk-return;
- Bisnis-sosial;
- Material-spiritual;
- Manfaat-lestari; dll
Dan oleh karenanya muncul istilah: jangan berlebih-lebihan
dalam satu aspek. Hal ini berlandaskan bahwa Allah SWT dan Rasul-Nya
memerintahkan kita untuk senantiasa moderat dan berada di garis tengah.
- Nubuwwah
Telah ada pada diri Rasulullah suri teladan yang baik. Model
percontohan ideal bagi umat manusia. Maha Suci Allah yang telah menciptakan
para Nabi agar senantiasa memberi kita pedoman dan bimbingan untuk senantiasa
selamat menjalani bahtera dunia menuju kampung akhirat. Sifat yang harus
diteladani dari Rasulullah Saw adalah:
- Siddiq (jujur) ;
- Fathanah (kredibilitas) ;
- Amanah (tanggung jawab) ; dan
- Tabligh (komunikasi dan terbuka).
Sifat nabi di atas menjadi acuan bagi aktivitas ekonomi.
Sifat di atas juga sangat manusiawi sehingga dalam ejawantahannya sangat nyata
untuk dilakukan. Juga sifat di atas adalah lambang profesionalitas, prestatif,
dan kontributif dalam pelaksanaan aktivitas ekonomi.
- Khilafah
Dalam islam, institusi bernama pemerintah sangat berperan
sentris dalam perekonomian. Peran utama dari pemerintah adalah menjamin
perekonomian agar berjalan sesuai syariah dan menjamin tidak terjadinya
pelanggaran terhadap hak-hak manusia. Pemerintah juga sangat berperan terhadap
pencapaian maqashid syariah yaitu
pencapaian dan penjagaan din, nafs, ‘akl,
nasb, dan maal.
- Ma’ad (imbalan)
Manusia diciptakan ke dunia untuk berjuang dan menjadi
pejuang. Islam mengajarkan bahwa setiap kebaikan akan dibalas dengan kebaikan
berlipat dan kejahatan juga dibalas dengan kejahatan yang setimpal. Imam
Al-Ghozali r.a. menyatakan bahwa motivasi bisnis adalah pencapaian laba di
dunia maupun di akhirat. Oleh karenanya, pencapaian adalah hal mutlak.
Prinsip-prinsip Ekonomi Islam
Prinsip ekonomi islam merupakan kaidah pokok yang membangun
struktur ekonomi islam yang digali dari Al-Qur’an dan Sunnah. Implementasi
nilai tanpa prinsip atau sebaliknya tidak mengefektifkan tujuan ekonomi islam
itu sendiri yaitu falah. Berikut
adalah prinsip dasar dari ekonomi islam:
No
|
Prinsip-prinsip
|
Penjelasan
|
Keterangan
|
1
|
Kerja;
|
pemberdayaan sumber daya. Memperoleh penghidupan melalui kerja-kerja
nyata.
|
Jelas
|
2
|
Kompensasi;
|
konsekuensi dari kerja untuk penghidupanyang layak.
|
Jelas
|
3
|
Efisiensi;
|
alokasi terbaik minimalisasi input-output tertentu atau maksimalisasi
output-input tertentu.
|
Allocation Efficiency and X-Efficiency
|
4
|
Professional;
|
menyerahkan suatu urusan pada ahlinya, sebuah konsekuensi efisiensi
yang melahirkan spesialisasi.
|
Ekonom, Teknisi, Politikus, Penambak, Sopir, dll
|
5
|
Kecukupan;
|
menjamin kebutuhan hidup bagi pelaku ekonomi, baik muslim maupun
non-muslim.
|
Sandang, Pangan, Pangan, Papan, Pendidikan, Akses Sumber Daya, Kerja,
Menikah, dan Kaya
|
6
|
Pemerataan kesempatan;
|
kesamaan dalam memperoleh kecukupan tanpa memerhatikan gender, ras,
atau golongan tertentu.
|
Jelas
|
7
|
Kebebasan;
|
manusia bebas dalam memperoleh kemashlahatan hidupnya dalam konteks
kebebasan sesuai dengan syariat islam.
|
Bebas dengan artian tidak melenggar syariat islam
|
8
|
Kerja sama;
|
manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa tanpa bantuan orang lain.
Islam mengajarkan kita untuk bekerja sama dalam berusaha dan dalam pencapaian
kesejahteraan.
|
Kerja sama antarsesama manusia, antarumat muslim, antarnegara, dll
|
9
|
Persaingan;
|
bersainglah dalam konteks persaingan sesuai dengan syariat islam
yaitu dalam hal takwa dan kebaikan dan tidak saling merugikan. Bersainglah
secara sehat dan jauhi monopoli atau monopolistik.
|
Price, Quality, Marketing, etc. Dengan tidak melanggar syariat islam
|
10
|
Keseimbangan;
|
ejawantah nilai ‘adl adalah keseimbangan dalam prinsip ekonomi islam.
Keseimbangan pasar adalah bentuk kongkrit dari prinsip keseimbangan yang
tidak saling merugikan satu sama lain dan didasari atas saling ridha satu
sama lain.
|
Jelas
|
11
|
Solidaritas;
|
bermakna ganda yaitu tolong-menolong dan toleransi. Menafikkan sikap
eksklusif dan mengedepankan kemashlahatan bersama. Melonggarkan dalam hal
pemenuhan janji atau menuntut hak.
|
Menjauhkan perilaku tidak adil dengan sesama manusia, dengan umat
berbeda agama, ras, keyakinan, dll
|
12
|
Informasi simetri;
|
transparansi adalah prinsip yang sangat diagungkan dalam islam. Gap
antara informasi dan kenyataan menjadikan suatu transaksi menjadi transaksi
yang haram (gharar, tadlis, bahkan maysir).
|
There is no information gap in islamic economic. In Islamic economic,
Information and reality is equal.
|
Prinsip Sistem Ekonomi Islam
Dengan prinsip-prinsip utama di atas maka sistem ekonomi
islam dapat dibangun dengan sangat kokoh. Ada tiga prinsip sistem pokok dalam
ekonomi islam:
- Multiple Ownership
Prinsip ini mempertegas bahwa konsep kepemilikan di dalam
islam sangat beragam. Berbeda dengan konsep liberal dengan kepemilikan swasta
dan konsep sosialis dengan kepemilikan Negara. Islam mengajarkan kita bahwa
kepemilikan yang hakiki adalah kepemilikan Allah SWT, adapun kepemilikan di
dunia adalah kepemilikan yang sifatnya sementara dan titipan. Dan manusia akan
dimintai pertanggungjawabannya kelak akan alokasi dan penggunaan kepemilikannya
di dunia.
Konsep kepemilikan dalam islam sangat beragam. Islam
mengakui kepemilikan swasta. Namun untuk menjamin nihilnya perilaku zhalim,
maka pemerintah melalui institusinya harus menguasai produksi komoditas
tertentu dan komoditas-komoditas yang menjadi kebutuhan hajat hidup seluruh
manusia. Kepemilikan ganda juga diakui seperti swasta-Negara, Negara-asing,
domestik-asing, dll.
- Freedom of Act
Dalam Islam, manusia sebagai entitas mandiri bebas melakukan
sesuatu dengan syarat tidak mengganggu kebebasan orang lain dan kebebasannya
akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Inilah yang melandasi prinsip
Freedom of Act. Dengan prinsip ini, pemerintah yang ideal harus senantiasa
menjaga mekanisme perekonomian dengan sangat ketat. Hal ini disebabkan Freedom of
Act akan membentuk mekanisme pasar dalam desain perekonomian.
- Social Justice
Keadilan sosial berarti suka sama suka dan tidak menzhalimi
pihak lain. Peran pemerintah dalam hal ini sekali lagi sangat sentris. Dalam
beberapa kasus, pemerintah harus intervensi harga maupun pasar. Hal ini untuk
menjamin keadlian sosial dengan landasan suka sama suka dan tidak menzhalimi
pihak lain.
Akhlak: Perilaku Islami dalam Perekonomian
Bahasan akhlak sudah sangat jelas. Manusia harus berperilaku
tekun dan professional dalam bidang ekonomi (itqan dan ihsan). Baik dia sebagai
produsen, distributor, konsumen, pemerintah, karyawan, dll. Hal ini dikarenakan
akhlak (perilaku) menjadi indicator baik-buruknya manusia.
Akhlak juga merupakan senjata utama da’wah. Senjata utama
inilah yang menyebabkan akhlak menjadi ukuran terpenting dan menjadi kulit dan
jubbah dari sistem ekonomi islam. Dengan kembalinya kejayaan ekonomi islam,
maka dengan ini pulalah diharapkan mampu menjadi tonggak peradaban islam di
hari selanjutnya. Dan dengan akhlak, mari, para ekonom rabbani untuk terus
menyi’arkan islam dalam bidang ekonomi.
0 komentar:
Posting Komentar